A. Teori Dasar
Asam asetil salisilat yang lebih
dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik antipiretik dan
anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan untuk obat bebas.
Selain sebagai prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat
sejenis. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat
luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik, adalah ester salisilat
dari asam organik dengan substitusi pada gugus hidroksil, misalnya asetosal.
Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik
dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai
antipiretik. (Ganiswara, 1995).
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam
salisilat dengan anhidrida asamasetat menggunakan katalis 85% H3PO4
sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang
mengandung dua gugus ± OH dan ± COOH. Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa.
Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan reaksi
dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji terhadap asam salisilat,
dan aspirin komersil digunakan untuk menguji kemurnian aspirin, khususnya
mendeteksi apakah masih terdapat asam salisilat dalam sampel.
B. Reaksi
C. Alat dan Bahan
ALAT
|
BAHAN
|
Batang pengaduk
Erlemneyer
Gelas piala
Kertas saring
Pipet tetes
Timbangan analitik
Kaca arloji
|
Asam aasetat anhidrat
Asam sulfat pekat
Asam salisilat
Air suling
|
D. Cara Kerja
1.
Timbang 10 gram asam salisilat kering, masukkan ke
dalam Erlenmeyer.
2.
tambahkan 15 gram (14 mL) asam asetat glacial dan 5
tetes (1 mL) asam sulfat pekat.
3.
Aduk campuran
tersebut secara tetap selama 15 menit di atas penangas air dengan suhu 50o–
60o.
4.
Setelah pemanasan selesai, dinginkan dan diaduk
kembali.
5.
Endapan yang terjadi disaring dengan penyaring
Buchner.
6.
Untuk memurnikan Kristal aspirin yang didapat,
dilarutkan kembali kedalam 30 mL alcohol panas dan 75 mL air suling hangat lalu
aduk sampai larut.
7.
Larutan ini kemudian didinginkan perlahan dengan
mendiamkan larutan itu dingin dengan sendirinya dan jangan digoyang-goyang agar
Kristal yang terjadi baik bentuknya.
8.
Endapan yang terjadi disaring dengan penyaring
Buchner. Maka didapatkan aspirin murni.
E. Perhitungan
1 Data Pengamatan
Asam Salisilat
|
Berat Kertas Saring
|
Berat kertas Saring + Hasil
|
Aspirin yang diperoleh
|
5,0048 gram
|
0,4017 gram
|
4,395 gram
|
3,9938 gram
|
4.2 Perhitungan
·
Massa Asam Salisilat : 5,0048
·
MR Asam Salisilat : 138 gr/mol
·
Volume CH3COOH : 15 ml
·
MR CH3COOH : 60,05 gr/mol
·
Bj CH3COOH : 1.007
·
% CH3COOH : 98 %
·
MR Aspirin : 180 gr/mol
Ø Mol Rata-rata Asam Salisilat :
:
:
0,0362 mol
Ø Massa Rata-Rata Aspirin : Mol
Rata-Rata Asam Salisilat X MR Aspirin
: 0,0362
X 180
:
6,516 gram
Ø [CH3COOH] :
:
:
16,4339 Molar
Ø Mol CH3COOH :
Volume CH3COOH X [CH3COOH]
:
15 mL X 16,4339
:
246,5 mmol
:
0,2465 mol
Aspirin yang dihasilkan dapat
dihitung yaitu mol aspirin dikalikan dengan Mr-nya. Mol aspirin = mol asam
salisilat = 0,0362 mol.
Mol aspirin X Mr aspirn
0,0362 x 180 = 6,516 gram.
Dari percobaan dihasilkan aspirin
sebanyak 3,9938 gram
Maka rendemennya :
:
: 61,29
: 61,29
G. Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang dilakukan didapat massa aspirin 3,9938 gram dan hasil
rendemen didapat 61,29% berada dibawah 100% disebabkan karena kurangnya
ketelitian saat praktikum. Penyebab tersebut diakibatkan saat penyaringan
zat, maksudnya bila dilakukan penyaringan masih ada zat yang teritnggal
sehingga mempengaruhi hasil akhirnya.